Cari Blog Ini

Rabu, 23 Mei 2012

MANUSIA SEMPURNA

Oleh : Lintang Wetan
Konsep tentang "manusia sempurna" atau bisa juga ditautkan dengan istilah-istilah: Insan Kamil, Buddha, Moksa, dan sebagainya, sebenarnya adalah konsep yang hanya ada di awang-awang. Maksud saya adalah interpretasi konsep tersebut sebagaimana dimaknai mindset umum yang menggambarkan manusia sempurna sebagai sempurna tanpa dosa dan kesalahan. 

Coba kita renungkan, apakah ada sih orang yang benar-benar sempurna, orang yang benar-benar bebas dari dosa dan kesalahan. Orang Islam mengklaim sosok Nabi Muhammad, orang Kristen mengklaim sosok Yesus, orang Hindu mengklaim sosok Krisna, dan orang Buddha mengklaim sosok Gautama, dan mungkin ada klaim lain-lain lagi bahwa ada sosok yang mampu mencapai kesempurnaan, tanpa salah atau dosa. 

Benarkah mereka sempurna? Sudah pernah membuktikan sendiri? Sudah pernah melihat dengan mata kepala sendiri? Sudah pernah hidup bersama dengan mereka? Tidak kan?!! Selama ini kita hanya sekedar tahu dari katanya dan katanya. Tolok ukur kesempurnaan pun sangat relatif. Jadi sebenarnya konsep manusia sempurna hanya konsep idea belaka yang lahir dari evolusi waktu dan budaya. Semacam kultus individu atau hiperbola persona. Hal ini lumrah sebagai sarana pemenuhan kebutuhan rohani publik. Masyarakat memang selalu butuh simbol-simbol dan personifikasi nilai-nilai mutlak.

Ah, andai saja saya hidup sejaman dengan sosok-sosok yang diklaim tadi, maka saya akan menguji mereka. Bagaimana si manusia sempurna ini akan bertindak manakala mereka dihadapkan pada sebuah kondisi ibunya dan istrinya tenggelam di lautan, manakala ia harus menolong yang satu dan merelakan yang lainnya mati. Siapakah yang akan dipilih oleh si manusia sempurna ini? Ibu atau istri tercinta? Saya rasa siapapun yang dipihnya, maka orang tersebut tetap akan didera kesalahan. Setidaknya akan ada saja orang lain yang menganggap dia benar dan ada pula yang menganggap dia salah. Berarti pada saat itu juga kesempurnaannya telah gugur. 

Mungkin ada kalangan yang menafsirkan konsep manusia sempurna secara lahiriah yang berarti mampu melakukan segalanya. Kembali ke ilustrasi di atas, si manusia sempurna akan mendapat kekuatan supranatural dari Tuhan untuk mampu menolong baik ibu maupun istrinya. Selalu mendapat jalan-jalan kemudahan dan mujizat. Inipun konsep di awang-awang, tidak berjejak pada realitas. Sebab realitas hidup di dunia tidaklah demikian.

Saya tidak menolak adanya mujizat, tapi realitanya doa-doa kita tidak selalu terkabul, mujizat tidak selalu kita alami. Sebaliknya masalah selalu ada tiap hari dan kegagalan adalah hal-hal yang lumrah. Sempurna dan tidak sempurna hanya sebatas persepsi manusia. Sempurna adalah nilai mutlak yang selalu dipersepsikan secara relatif. Konsep manusia sempurna hanya ada di awang-awang. Tidak realistis dan tidak aplikatif. 

Konsep manusia sempurna sebenarnya adalah konsep pemutlakan yang akan selalu kita kejar, seolah takkan pernah tercapai kecuali sampai ajal menjemput. Dengan demikian untuk mencapai kesempurnaan adalah dengan jalan kematian, sebab hanya dengan mati, maka manusia berhenti hidup dan berhenti mendaki. Lalu apabila kita tahu bahwa sesuatu itu tidak mungkin kita raih, buat apa kita berupaya meraihnya? Bukankah lebih baik kita selagi hidup berbuat semau-maunya dengan mengabaikan nilai-nilai kebenaran?

Tidak. Tidaklah demikian adanya. Konsep pemutlakan akan selalu membuat kita terjebak dalam pendakian spiritual tak berujung. Konsep pemutlakan itulah yang selama ini menteror spirtualitas manusia. Pemutlakan hanyalah jebakan pikiran yang tidak riil. Konsep pemutlakan inilah yang harus ditinggalkan dalam proses memahami spiritualitas.

Sebaliknya manusia harus kembali pada kesadaran untuk menjadi manusia yang natural, manusia yang seutuh-utuhnya. Manusia adalah manusia dengan segala potensi dan keterbatasan, dengan kelebihan dan juga kekurangan, dengan budi pekerti sekaligus nafsu angkara murka. Manusia adalah perpaduan antara kebaikan dan kejahatan, Tuhan dan iblis, cinta dan nafsu, maskulin dan feminin serta berbagai nilai-nilai dualisme mutlak. Menjadi manusia sempurna bukanlah berarti memusnahkan semua hal-hal buruk dalam diri kita. Hal itu tidak akan bisa, sebab apa yang buruk akan selalu ada. Keburukan itu abadi seabadi kebaikan itu sendiri.

Keseimbangan atau harmoni. Itulah kata kunci dalam proses memahami spiritualitas. Kalaupun saya harus menggunakan lagi istilah manusia sempurna, maka saya akan mendefinisikannya sebagai manusia yang memiliki kesadaran seutuh-utuhnya sebagai manusia. Kesadaran bahwa manusia adalah gabungan antara kebaikan dan keburukan. Dan dengan kesadaran itulah, maka manusia tahu, mana potensi-potensi luhur yang perlu dibangkitkan dalam dirinya. 

Ketika hal-hal baik terus dibangkitkan, maka dengan sendirinya hal-hal yang buruk akan terus tereduksi, tertidur dan tidak lagi muncul. Tidak ada manusia yang sungguh-sunguh sempurna, tidak ada manusia yang kebal dari goda dan dosa. Kita hanya perlu lebih dan lebih lagi untuk sadar, kapan harus berhenti, kapan harus melangkah lagi. Hidup adalah sebuah proses spiritual, bukan proses untuk menjadi mutlak, melainkan proses untuk memahami ketidakmutlakan dan memainkan ketidakmutlakan itu agar bermanfaat bagi peradaban.

Dewasa ini bermunculan film-film layar lebar yang membangkitkan lagi ikon-ikon superhero lawas. Bedanya, cerita superhero dewasa ini lebih banyak mengungkapkan sisi-sisi manusiawi dari sang pahlawan super. Bagaimana pergumulan batin, cinta dan cemburu, kegagalan dan penyesalan yang mewarnai kehidupannya. Inilah yang membuat cerita superhero menjadi menarik, menjadi lebih realistis, lebih menyentuh kehidupan nyata. Dan pesan yang ingin disampaikan adalah: tidak ada manusia yang benar-benar sempurna, semakin banyak kelebihan seseorang, maka semakin banyak pula kekurangan yang dimiliknya. Hal itu pula yang tergambar dalam lirik lagu ”Superman” (It’s not Easy) yang dibawakan oleh ”Five for Fighting”. Nikmati dan renungkanlah!
I can't stand to fly
I'm not that naive
I'm just out to find
The better part of me

I'm more than a bird, I'm more than a plane
I'm more than some pretty face beside a train
And it's not easy to be me

Wish that I could cry
Fall upon my knees
Find a way to lie
About a home I'll never see

It may sound absurd, but don't be naive
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed, but won't you concede
Even heroes have the right to dream
It's not easy to be me

Up, up and away, away from me
It's all right, you can all sleep sound tonight
I'm not crazy, or anything

I can't stand to fly
I'm not that naive
Men weren't meant to ride
With clouds between their knees

I'm only a man in a silly red sheet
Digging for kryptonite on this one way street
Only a man in a funny red sheet
Looking for special things inside of me
Inside of me
Inside me
Yeah, inside me
Inside of me

I'm only a man
In a funny red sheet
I'm only a man
Looking for a dream

I'm only a man
In a funny red sheet
And it's not easy

Its not easy to be me

http://www.youtube.com/watch?v=GRz4FY0ZcwI&feature=BFa&list=AL94UKMTqg-9BZtQ7lYVyTREoWcVWkZZ7C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar