Cari Blog Ini

Rabu, 25 April 2012

30 Ayat Dewobroto

Oleh: Lintang Wetan



Hermawan Dewobroto (In Memorian)


Sebagai penghormatan terakhir pada sahabat sekaligus sosok senior, Bapak Hermawan Dewobroto, maka berikut ini saya kumpulkan petikan-petikan pemikiran beliau. Sang ksatria sejati sesungguhnya memang tak pernah pergi, sebab jiwanya akan selalu hidup meretas dalam sanubari semesta. Semoga tulisan ini memberi pencerahan bagi kita sekalian.


  1. Cinta adalah salah satu yang membuat hidup ini berarti, tanpa cinta hidup hampa.
  2. Kematian adalah sebuah proses, yang bahkan dimulai sejak kelahiran.
  3. Kabeh kui mung wang sinawang wae; segala hal tak selamanya seperti yang terlihat.
  4. Tak ada yang perlu dimusnahkan dalam diri, tapi dimengerti. Milkilah semangat untuk mengembangkan diri dan menyempurnakannya.
  5. Batin yang bebas adalah batin yang bebas dari ilusi tentang diri; bahkan diri fisikpun lebur dalam batin melampaui dualitas dan pemahaman.
  6. Dalam gerak ada diam dalam diam ada gerak. Ketika kita bergerak adalah untuk mencari ketenangan/diam, ketika kita diam bisa kita rasakan potensi untuk bergerak. Dalam hitam ada putihnya dalam putih ada hitamnya serta seperti saling berkejaran abadi. Banyak ilmu tercipta dari filosofi ini.
  7. Bahagia dan derita adalah bagaimana menyikapi suatu perbuatan dan keadaan serta menyikapi diri sendiri. Melampaui dualitas bahagia derita adalah pencapaian sesungguhnya, dimana memandang kebahagiaan bukan sebagai kebahagiaan juga memandang penderitaan bukan sebagai penderitaan.
  8. Fikiran dan logika hanya membuat batas, maka dalam tahap tertentu kita harus bisa melampaui logika dan pemahaman untuk mencapainya. Dalam hidup ada yang harus dilalui dan ada yang harus dijalani. Bagaimana menjalaninya? dengan melaluinya, bagaimana melaluinya? dengan menjalaninya.
  9. Kepercayaan ataupun keyakinan menunjukkan adanya jarak dengan realita atau fakta yang diyakini atau dipercaya, bahkan sangat dimungkinkan yang diyakini atau dipercaya tersebut cuma khayalan ataupun prasangka fikiran semata. Kalau kita sudah berhadapan langsung dengan fakta ataupun realitas sesuatu, kita sudah ngak butuh keyakinan dan kepercayaan apapun untuk itu.
  10. Realitas yang kita hadapi adalah keseharian kita, belum tentu realitas dari keyakinan kita. Keyakinan dan kepercayaan ada dalam fikiran dan prasangkanya bukan dalam realita. Orang dapat tertipu karena apa yang dipercaya dan diyakini berbeda dengan faktanya/ realitasnya.
  11. Kepercayaan adalah suatu prasangka/persangkaan terhadap suatu realitas, bukan realitas itu sendiri. Akal/ fikiran adalah alat atau bagian dari persangkaan itu sendiri. Tuhan adalah realitas yang dipersangkakan, yang mungkin ada dan mungkin juga tidak.
  12. Prasangka tentang tuhan juga berhala. Nggak ada yang pernah membuktikan realitas tuhan, semuanya sebatas prasangka dan khayalan saja. Berarti semuanya menyembah berhala termasuk yang berupa konsep dan prasangka tersebut.
  13. Tuhan itu ada, adanya dalam khayalan dan prasangka fikiran mereka yang terpedaya; cuma di situ. Tidak pernah terbukti dalam realitas.
  14. Keyakinan dan kepercayaan terhadap sesuatu itu cuma gambaran dari realitas, bukan realitasnya. Iya kalau yang memberi gambaran tersebut benar2 mencapai realitas tersebut, kalau cuma kira2 dan sok pintar atau ada maksud menipu, maka celaka berjamaah namanya.
  15. Meyakini sesuatu dari katanya dan dari dongeng, kemungkinan tertipunya sangat2 besar, apalagi dongeng ribuan tahun yang lalu yang tak ada buktinya sampai saat ini. Apalagi dibarengi mutlakisasi serta antikritik, suatu modus penipuan dan perbudakan pola fikir dan kesadaran yang dapat menghancurkan bangsa bergenerasi2.
  16. Kebenaran adalah kebenaranan. Sesuatu yang masih diyakini biasanya sangat jauh dari kebenaran, karena biasanya berasal dari dongeng katanya dan katanya saja. Mereka yang marah dan mengamuk ketika dipaparkan kebenaran, biasanya terinfeksi kebodohan dan kebiadaban.
  17. Hati2 terhadap para penipu yang mendoktrin tentang siapa kita, kemudian diarahkan untuk menjadi budaknya. Yang penting adalah kita punya pengalaman pribadi tentang mengenal diri, setelah itu baru menuju kepada kepercayaan diri.
  18. Para perampok keyakinan dan kepercayaan sesungguhnya hanya merusak kejiwaan saja dengan jualan prasangka dan kepalsuan kehidupan.
  19. Para perampok keyakinan yang melakukan pembodohan dengan iman percaya dulu tanpa bukti menuju perbudakan dan penjajahan nalar budi serta akal sehat sehingga banyak kebiadaban dilakukan atas nama tuhan dan ibadah.
  20. Orientasi masyarakat kita sering termanipulasi doktrin2 yang memperbudak masyarakat dengan rejim tafsir yang tidak berorientasi pada kepentingan masyarakat kita. Jadilah masyarakat perbudakan yang mendurhakai negeri dan budayanya sendiri, karena hati nurani dan budi pekertinya telah mati.
  21. Yang membahayakan memang perbudakan dan pembodohan dan memaknai kebiadaban, terorisme, perampokan, perkosaan, anarki dan pembunuhan sebagai bagian dari jalan sorga dan ibadahnya.
  22. Yang lebih dibutuhkan adalah kemanusiaan dan etika serta ilmu pengetahuan yang mengantarkan kita pada segala kemajuan dan peradaban ini, bukan agama. Yang dalam prakteknya sering menimbulkan petaka dan mimpi buruk peradaban serta kemanusiaan dengan penggunaan kebiadadaban, terorisme, anarki, pembunuhan sebagai ibadah.
  23. Saya sudah tidak dalam kotak agama, pasca agama!
  24. Pocong yang bukan gaib lebih berbahaya daripada yang gaib.
  25. Hanya orang merdeka yang tahu arti kemerdekaan yang dapat memerdekakan mereka yang jadi korban perbudakan dan pembodohan serta laknat semesta alam.
  26. Untuk memerdekakan setidaknya harus memberi kesadaran akan arti merdeka itu apa, kalau mentalnya masih budak dimerdekakakanpun tetap akan mencari atau menciptakan majikan lagi. Kalau sudah timbul kesadaran ternyata ia dalam perbudakan dan pembodohan serta mengerti arti merdeka itu apa; maka mereka akan berusaha dan bersatu untuk memerdekakan diri sendiri. 
  27. Kejawen yang saya tahu adalah ajar kasampurnan pribadi bukan jadi budak jengkang-jengking dan menyembah negeri dan budaya lain. Yang begitu itu penistaan terhadap bangsa dan budaya nusantara karena  menghasut serta memanipulasi supaya jadi budak dan bodoh.
  28. Di Nusantara banyak orang yang mempunyai kemampuan linuwih bisa membaca karakteristik dan kemampuan seseorang nyaris tanpa data verbal, bahkan apat membaca sejarah dan masa depan. Semoga saudara2 kita yang merdeka dari pembodohan dan perbudakan segera dapat mencapai tingkatan pencapaian tersebut.
  29. Melarang dan melawan pluralisme adalah kejahatan kemanusiaan serta pendukung kebiadaban.
  30. Stop biadabisasi yang sudah berlarut larut terhadap rakyat dan bangsa ini. Pembodohan iman percaya dulu tanpa bukti serta penyusupan doktrin2 biadab bahkan lewat sistem pendidikan tingkat terendah telah mencuci otak dan menjauhkan dari budi pekerti serta budaya luhur bangsa kita. Semoga kita bisa membersihkan sisa doktrin biadabisasi yang masih ada, walaupun dalam mimpi terburuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar