Oleh Daniel Suchamda
Berlibur ke daerah pedesaan merupakan sebuah sarana utk mengistirahatkan pikiran. Saya mengamat-amati berbagai macam serangga, binatang dan tetumbuhan yg terdapat di sekeliling daerah itu. Yang menarik adalah sebuah susu basi yg tergeletak di sebuah cawan dimana bermunculan ribuan gendon (ulat2 kecil) yg nantinya menjadi kepompong dan lalat kecil yg berterbangan.Semua itu adalah kehidupan. Dan kehidupan muncul begitu saja dari alam. Masing2 species memiliki karakteristik dan keunikannya masing2. Bagaimanakah alam bisa memunculkan semua itu?
Itulah Daya Hidup atau yg sering disebut Elan Vital, atau oleh orang Hindu disebut sebagai Shakti. Sebuah daya feminim yg sangat subur utk membentuk kehidupan baru. Setiap mahluk hidup memiliki sedikitnya daya2 ego, yaitu utk : mencari makan, mempertahankan diri dan berkembang biak. Hanya dalam diri manusialah Elan Vital itu berkembang sedemikian canggihnya sehingga mencapai tataran ego yg memiliki budi / kemampuan merefleksi dirinya (self-awareness).
Lalu orang berpikir bahwa adanya jiwa atau ruh atas semua fenomena batin itu. Tetapi saya tidak melihatnya demikian. Jiwa atau ruh itu hanyalah suatu Emergent Phenomena dari suatu proses kompleks dari komponen2nya yg lebih mendasar. Dan semua itu hanyalah suatu appearance of phenomena dan bukan suatu substansi.
Lalu mengapa ada sesuatu yg merasakan "aku" di dalam badan ini? Jawabnya adalah bahwa Elan Vital atau Hidup itu adalah sesuatu yg bisa melihat / merasa dirinya sendiri. Kalau di-ilustrasikan maka seperti memiliki trilyunan mata. Ini hanya ilustrasi, tentu tidak demikian halnya. Tapi memang cukup susah utk menggambarkan suatu daya clarity yang memang terdapat dalam consciousness tersebut. Kita merasa sebagai diri, tapi sebenarnya itu adalah tipuan dari kesempitan consciousness kita. Partikularitas kita dibatasi oleh aktivitas otak yg meng-kudeta arah keberduniaan kita.
Jadi manakala kita mati, tentu badan penopang terciptanya kesadaran 'aku' ini hancur, dan lenyap pulalah partikularitas ego tersebut sementara waktu. Tetapi keadaan consciousness kita akan muncul kembali entah disuatu tempat atau waktu tertentu karena hidup memang selalu mengada. Muatan consciousness itulah kita. Bila kita isi dengan kemarahan, kebencian, kekerasan, kejahatan..., tentu muatan consciousness itu akan muncul kembali dalam suatu badan tertentu yang cocok dengan muatan consciousness itu. Orang yg batinnya ingin membunuh tentu akan muncul dalam wujud baru yang memungkinkan utk selalu membunuh dan terbunuh, demikianlah berulang2. Karena arus kesadaran (consciousness) itu adalah salah aliran dari tarian semesta yang akan melanjutkan arusnya ke dalam manifestasi ruang dan waktu
Berlibur ke daerah pedesaan merupakan sebuah sarana utk mengistirahatkan pikiran. Saya mengamat-amati berbagai macam serangga, binatang dan tetumbuhan yg terdapat di sekeliling daerah itu. Yang menarik adalah sebuah susu basi yg tergeletak di sebuah cawan dimana bermunculan ribuan gendon (ulat2 kecil) yg nantinya menjadi kepompong dan lalat kecil yg berterbangan.Semua itu adalah kehidupan. Dan kehidupan muncul begitu saja dari alam. Masing2 species memiliki karakteristik dan keunikannya masing2. Bagaimanakah alam bisa memunculkan semua itu?
Itulah Daya Hidup atau yg sering disebut Elan Vital, atau oleh orang Hindu disebut sebagai Shakti. Sebuah daya feminim yg sangat subur utk membentuk kehidupan baru. Setiap mahluk hidup memiliki sedikitnya daya2 ego, yaitu utk : mencari makan, mempertahankan diri dan berkembang biak. Hanya dalam diri manusialah Elan Vital itu berkembang sedemikian canggihnya sehingga mencapai tataran ego yg memiliki budi / kemampuan merefleksi dirinya (self-awareness).
Lalu orang berpikir bahwa adanya jiwa atau ruh atas semua fenomena batin itu. Tetapi saya tidak melihatnya demikian. Jiwa atau ruh itu hanyalah suatu Emergent Phenomena dari suatu proses kompleks dari komponen2nya yg lebih mendasar. Dan semua itu hanyalah suatu appearance of phenomena dan bukan suatu substansi.
Lalu mengapa ada sesuatu yg merasakan "aku" di dalam badan ini? Jawabnya adalah bahwa Elan Vital atau Hidup itu adalah sesuatu yg bisa melihat / merasa dirinya sendiri. Kalau di-ilustrasikan maka seperti memiliki trilyunan mata. Ini hanya ilustrasi, tentu tidak demikian halnya. Tapi memang cukup susah utk menggambarkan suatu daya clarity yang memang terdapat dalam consciousness tersebut. Kita merasa sebagai diri, tapi sebenarnya itu adalah tipuan dari kesempitan consciousness kita. Partikularitas kita dibatasi oleh aktivitas otak yg meng-kudeta arah keberduniaan kita.
Jadi manakala kita mati, tentu badan penopang terciptanya kesadaran 'aku' ini hancur, dan lenyap pulalah partikularitas ego tersebut sementara waktu. Tetapi keadaan consciousness kita akan muncul kembali entah disuatu tempat atau waktu tertentu karena hidup memang selalu mengada. Muatan consciousness itulah kita. Bila kita isi dengan kemarahan, kebencian, kekerasan, kejahatan..., tentu muatan consciousness itu akan muncul kembali dalam suatu badan tertentu yang cocok dengan muatan consciousness itu. Orang yg batinnya ingin membunuh tentu akan muncul dalam wujud baru yang memungkinkan utk selalu membunuh dan terbunuh, demikianlah berulang2. Karena arus kesadaran (consciousness) itu adalah salah aliran dari tarian semesta yang akan melanjutkan arusnya ke dalam manifestasi ruang dan waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar